1 Mei 2017

PERAN DAN ETIKA STAKEHOLDER DI SEBUAH PERUSAHAAN



NAMA            : RENI TYAN ANGGRAENI
NPM               : 19214064
KELAS           : 3EA31

 PERAN DAN ETIKA STAKEHOLDER DI SEBUAH PERUSAHAAN

Pengertian Etika
Etika berasal di kata Yunani etbos, yang dalam bentuk jamaknya (taetba) berarti adat istiadat atau “adat istiadat” atau “kebiasaan”. Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik,aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan titawarkan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain. kebiasaan ini lalu terungkap dalam perilaku berpola yang terus berulang sebagai sebuah kebiasaan. Etika dapat dirumuskan sebagai sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup  baik sebagai manusia dan mengenai masalah - masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma-norma moral yang umum diterima. Dalam bahasa Kant, etika berusaha menggugah kesadaran manusia untuk bertindak secara otonom dan bukan secara heteronom. Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas tetapi dapat dipertanggungjawabkan. Kebebasan dan tanggung jawab adalah unsur pokok dari otonomi moral yang merupakan salah satu prinsip utama moralitas, termasuk etika bisnis sebagaimana yang telah dibahas.

Pengertian Stakeholder
Stakeholder merupakan semua pihak yang berkepentingan dalam aktivitas bisnis yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi. Stakeholder  juga dapat diartikan sebagai suatu lingkungan masyarakat berupa individu atau institusi yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan, keputusan, kebijakan praktek-praktek atau tujuan perusahaan itu secara institusional. Adapun kepentingan yang dimaksud mencakup 3 tingkatan, kepedulian sederhana lantaran mendapat pengaruh dari perusahaan itu (an interest ) hak legal atau moral untuk suatu perlakuan tertentu atau suatu  perlindungan tertentu (a legal of moral right) dan klaim legal terhadap kepemilikan perusahaan (ownership).
Menurut Trevino dan Nelson (1995) empat unsur utama yang  berkepentingan dalam setiap keputusan bisnis adalah konsumen, pegawai,  pemegang saham dan lingkungan (masyarakat sebagai keseluruhan).


Peran Stakeholder di Perusahaan
1.      Pemilik (owner) atau Pemegang Saham
Pada awalnya suatu bisnis dimulai dari ide seseorang atau lebih tentang suatu barang atau jasa dan mereka mengeluarkan uangnya (modal) untuk membiayai usaha tersebut, karena mereka memiliki keyakinan bahwa kelak dikemudian hari akan mendapatkan imbalan (keuntungan) dan mereka mengorganisasi, mengelola dan menanggung segala resiko bisnis.

2.      Karyawan (employee)
Karyawan adalah orang yang diangkat dan ditugaskan untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Kinerja perusahaan sangat bergantung pada kinerja seluruh karyawan, baik secara individu maupun secara kelompok.

3.      Kreditor (creditor)
Adalah lembaga keuangan atau individu yang memberikan pinjaman kepada perusahaan. Kreditor sebagai pemberi pinjaman, umumnya mengajukan persyaratan tertentu untuk meyakinkan bahwa uang yang mereka pinjamkan kelak akan dapat dikembalikan tepat waktu ,sesuai jumlah dan berikut prestasinya.

4.      Pemasok (supplier)
Pemasok adalah partner kerja dari perusahaan yang siap memenuhi ketersediaan bahan baku, oleh karena itu kinerja perusahaan juga sebagian tergantung pada kemampuan pemasok dalam mengantarkan bahan baku dengan tepat waktu. Misalnya pemasok kepentingan, jika barang dan jasa yang mereka pasok relative langkah dan sulit untuk memperoleh barang/jasa subtitusi.Kekuatan relatif organisasi terhadap pemangku kepentingan tidak selalu lemah.
  
5.      Pelanggan (customer)
Dengan mengidentifikasi pelanggan, perusahaan akan lebih fokus dalam memberikan produk dan jasa yang diinginkan dan diharapkan oleh pelanggan mereka. Oleh karena itu perusahaan memiliki kepentingan utama untuk mengidentifikasi individu yang menggunakan produk dan jasa mereka (pelanggan, pesaing dan konsumen).
Suatu perusahaan tidak akan bertahan lama tanpa ada seorang customer. Customer merupakan target dari suatu perusahaan untuk menjualkan hasil produksinya. Untuk menarik seorangcustomer, suatu perusahaan harus menyediakan produk dan layanan yang terbaik serta harga yang bersahabat.
Misalnya, suatu oragnisasi dapat memiliki kekuatan yang sangat baik, apalagi jika kondisi pelanggan tidak dapat memperoleh barang/jasa subtitusi yang baik pula.

6.      Pesaing
Kesuksesan perusahaan biasanya tergantung pada pengetahuan karyawan tentang pesaing dan peranan mereka dalam bisnis. Bentuk yang paling umum dari pesaing langsung. Pesaing langsung menyediakan produk atau jasa yang sama dalam industri, seperti yang diproduksi oleh perusahaan kita. Sebagai contoh Toyota dan Suzuki, Jatayu Air dan Adam Air adalah pesaing langsung satu sama lain.

7.      Pemerintah
Pemerintah misalnya, memiliki kekuasaan untuk memberikan perijinan. Dalam masyarakat yang masih ditandai dengan adanya KKN yang masih kuat, bukan tidak mungkin kekuasaan pemerintah dalam memberikan perijinan dapat mengagalkan semua rencana yang disusun oleh perusahaan.


Etika yang Diperlukan Stakeholder
1.      Pemegang Saham
  • Menetapkan manajemen yang profesional dan tekun 
  • Memperlihatkan informasi yang relevan terhadap investor
  • Menghemat, melindungi, dan menumbuhkan aset - aset investor
  •  Menghormati permintaan, saran dan keluhan solusi dari investor

2.      Karyawan
  • Memberikan pekerjaan dan imbalan yang dapat memperbaiki kondisi kehidupan mereka
  • Memberikan kondisi yang menghormati kesehatan dan martabat pekerja
  • Bersikap jujur dalam berkomunikasi dengan pekerja dan terbuka dalam memberikan informasi
  • Bersedia mendengarkan dan sejauh mungkin bertindak atas saran, gagasan, permintaan dan keluhan pekerja 
  • Mengajak bermusyawarah apabila terjadi konflik
  • Menghindari praktik diskriminasi dan menjamin perlakuan dan kesempatan yang sama pada pekerja sekalipun berbeda gender, usia, suku dan agama
  • Mengembangkan diversifikasi pekerjaan dalam bisnis agar pekerja dapat sungguh - sungguh bermanfaat
  • Melindungi pekerja dari kemungkinan terkena penyakit dan kecelakaan ditempat kerja
  • Mendorong dan membantu pekerja dalam mengembangkan  pengetahuan dan keterampilan yang relevan dan dapat dialihkan
  • Tanggap terhadap masalah pengangguran dalam pembuatan keputusan  bisnis dan bekerjasama dengan pemerintah, serikat pekerja dan pihak- pihak lain untuk menangani masalah ini

3.      Pemasok
  • Mengusahakan terwujudnya prisip keadilan dan kejujuran 
  • Menjamin aktivitas bisnis terbebas dari pemaksaan
  • Membantu terciptanya stabilitas hubungan jangka panjang dengan  pemasok
  • Berbagi informasi dengan pemasok

4.      Pelanggan
  •  Memberikan produk/jasa dengan kualitas terbaik sesuai kebutuhan
  • Memberikan perlakuan yang adil dalam setiap transaksi
  • Memelihara kesehatan produk dan kesehatan lingkungan konsumen
  • Tanggap dan hormat terhadap martabat konsumen
  • Menghormati integritas kultur yang berlaku pada konsumen
  • Membayar pemasok tepat pada waktunya
  • Mencari, mendukung dan mengutamakan pemasok

5. Pesaing
  • Mengembangkan pasar terbuka untuk perdagangan dan inverstasi 
  • Mengembangkan perilaku yang bersaing dan menguntungkan secara sosial
  • Menghindarkan dari pemberian gaji atau hadiah yang dapat dipertanyakan
  • Menghormati hak cipta dan hak paten
  • Menolak untuk mencuri gagasan baik inovasi maupun penciptaan  produk

6. Masyarakat
  • Menghormati hak asasi manusia dan lembaga - lembaga demokrasi 
  • Mengakui kewajiban kepada pemerintah dan masyarakat
  • Bekerjasama dengan kekuatan-kekuatan yang ada di masyarakat
  • Mengembangkan pembangunan berklanjutan
  • Mendukung perdamaian keamanan, keanekaragaman, dan keutuhan sosial  
7. Pemerintah
  • Menjamin tanggung jawab kepada pelanggan dengan berbagai hukum atas keamanan produk, iklan, dan kompetisi industri

Contoh Kasus :
Mengamati etika bisnis dan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh  perusahaan UNILEVER yang merupakan perusahaan besar didunia.
Review Kinerja Sosial
Salah satu kewajiban menyoroti yang muncul dalam bisnis  perusahaan adalah untuk mengadopsi perilaku etis dan moral dalam manajemen operasi mereka (Novak, 1996) yang menghasilkan fakta bahwa organisasi terikat untuk memproyeksikan tanggung jawab mereka terhadap masyarakat. Hal ini menunjukkan gambaran yang jelas kristal yang menyerang dalam pikiran adalah bahwa organisasi tidak dapat mengekstrak dan mengembangkan reputasi yang kuat dalam lingkungan bisnis tanpa mempertimbangkan pelanggan dan masyarakat di mana ia melakukan serangkaian operasinya. Oleh karena itu, kinerja sosial mengarahkan nasib organisasi, sampai batas tertentu. Unilever, sebagai perusahaan produk konsumen terkemuka telah menganalisis pentingnya memenuhi kebutuhan masyarakat dan pemangku kepentingan dan telah mengambil implikasi sehingga menghasilkan output yang bermanfaat bagi para stakeholder. Tulisan ini ditujukan untuk memberikan analisis terhadap pemeriksaan kinerja sosial Unilever.
Unilever Tanggung Jawab Sosial
Unilever adalah salah satu perusahaan terbesar di dunia multinasional memperluas wilayah usahanya ke hampir 170 negara. Perusahaan ini telah mempekerjakan 163.000 orang pada akhir tahun 2009 merekrut 90% tenaga kerja mereka dari pasar domestik di mana ia beroperasi bisnisnya. Ini telah mengambil tanggung jawab memenuhi kebutuhan lebih dari 2 miliar orang di seluruh masyarakat, setiap hari (Unilever, website). Menjadi multinasional besar, cakrawala dari mewajibkan tanggung  jawab sosial perusahaan jauh lebih banyak daripada perusahaan kecil biasa, karena merupakan salah satu tantangan terbesar dari setiap multinasional untuk mempertahankan legitimasi sosial mereka (Drucker, 2001). Saat ini,  perusahaan tidak diharapkan untuk fokus sebagian pada dampak sosial tetapi mereka harus beroperasi sebagai anggota premium masyarakat dengan mempertimbangkan lingkup perilaku etis dan moral dalam cara terbaik mungkin mereka (Frank, 1999). Oleh karena itu, Unilever meninggalkan kebutuhan bisnis yang terlewat untuk memperbesar pentingnya terhadap tanggung jawab sosial perusahaan. Visi Unilever jelas mendefinisikan jalan  bahwa organisasi ini telah memberikan perhatian untuk mempertahankan standar tinggi etika perusahaan terhadap konsumen dan pemegang saham. Karena tidak ada organisasi yang dapat menopang tanpa memberikan  pentingnya nilai-nilai sosial
Unilever Telah Kinerja
Organisasi yang menawan hati para stakeholder sebagai mitra dan membuat isu mereka sebagai tujuan strategis untuk memecahkan, dapat memiliki sukses luar biasa (Freeman, 1984). Oleh karena itu, tidak tantangan  baru bagi Unilever untuk mengurangi dampaknya terhadap masyarakat dan stakeholder. Selama 100 tahun terakhir, pendirinya telah memberikan merek konsumen atas dunia yang paling dan memenuhi kebutuhan stakeholder juga. Upgrade baru terhadap perbaikan yang lebih baik dari masyarakat dan stakeholders dalam norma-norma Unilever. Mereka tidak peduli dengan usaha usaha mereka melakukan atau berfokus pada ide membuat dan menjual. Manajemen dan para eksekutif Unilever telah melakukan tanggung jawab mereka dari kepemimpinan perusahaan sedemikian rupa sehingga menjadi konsumen terbesar di dunia produk perusahaan akhirnya bertindak dengan cara terbaik atas nama para pemangku kepentingan. Perusahaan ini selalu membawanya pelanggan dan masyarakat dalam keprihatinan strategis dari setiap operasi bisnis. Unilever telah terentang operasi bisnis untuk lebih dari 170 negara memenuhi kebutuhan 2 miliar pelanggan setiap hari. Dengan lini produk yang  besar, pelanggan menuntut keterjangkauan yang sama, kualitas, periklanan dll upaya di semua produk-produknya. Pada tahun 2004, Unilever lini produk dianggap sebagai yang paling terjangkau dan fleksibel di sebagian besar negara berkembang (Maplecroft, 2004). Unilever memiliki hampir 19.000 mitra bisnis strategis di seluruh dunia menurut laporan dari tim Maplecroft (2004). Unilever telah membuat kode bisnis yang tepat untuk mitra strategis yang membuat mereka memenuhi syarat untuk menjadi bagian dari produksi 19%. Kode ini berkaitan dengan  prinsip-prinsip umum yang berkaitan dengan integritas bisnis, tanggung  jawab yang berkaitan dengan karyawan, konsumen akhir yang melayani dan kelestarian lingkungan operasinya. Masalah-masalah berkenaan dengan masyarakat selalu menerima umpan balik positif dari Unilever. Di era masa lalu Unilever telah melayani lebih dari lebih dari 13.000 masyarakat (Maplecroft, 2004). Unilever telah menganalisis gravitasi manfaat yang dapat mencapai dengan melayani masyarakat dengan cara terbaik mungkin. Lebih dari 200 juta orang yang dilayani langsung oleh masyarakat yang dijalankan oleh Unilever. 


Analisis :
Unilever menjadi organisasi terbesar adalah memenuhi kebutuhannya dari pelanggan dan masyarakat dengan cara paralel. Stakeholder Unilever dilapisi dengan program pembangunan masa depan yang berkaitan dengan masyarakat. Dengan Etika tanggung jawab setiap stakeholder Unilever merupakan unsur pokok dari moral yang merupakan salah satu prinsip utama moralitas dengan melayani masyarakat dengan cara terbaik mungkin. Untuk kedepannya haruslah senantiasa memperhatikan etika dalam setiap kegiatan bisnis di masyarakat agar bisnis yang dijalalankan berjalan dengan baik dan akan semakin baik pula citra perusahaan di mata masyarakat. 


Sumber :