6 April 2018

KRL JABODETABEK


KRL JABODETABEK
DARI MASA KE MASA


Barangkali masih lekat dalam ingatan kita saat penumpang kereta rel listrik (KRL) berebut naik ke atap kereta. Itu pemandangan mengerikan yang terjadi bertahun-tahun lamanya.

Tak hanya itu, ingatkah Anda ketika penumpang dengan bebasnya bisa membeli gorengan atau sekadar membeli penjepit rambut dari dalam gerbong kereta? Ada pula pengamen yang memainkan gitar dan bernyanyi dari gerbong satu ke gerbong lainnya ketika itu.

Kini, suasana semacam itu tak lagi terasa. PT Kereta Api Indonesia yang menginjak usia 72 tahun pada 28 September 2017 telah membenahi pelayanan KRL secara bertahap.

PT KAI menghadirkan layanan KRL commuter line yang semua gerbongnya dilengkapi pendingin ruangan dan kursi yang empuk. Sistem pembelian tiket juga tak lagi menggunakan kertas.

Tak dapat dipungkiri, KRL merupakan transportasi massal yang menjadi andalan warga di Jabodetabek. Seperti apa tahap demi tahap perubahan yang terjadi dalam layanan KRL Jabodetabek? Mari ikut perubahan wajah KRL dari masa ke masa.

Stasiun I: Kereta pada Masa Lampau

TAHUN 1925





KOMPAS.com/Garry Andrew Lotulung

Kereta api dengan lokomotif listrik pertama buatan Belanda mulai beroperasi di Jakarta pada 1925 sampai 1976. Lokomotif listrik ini bernama Electrische Staats Spoorwegen (ESS) atau Lokomotif Djokotop. Kereta tersebut juga dikenal dengan nama Lokomotif Bonbon.

Saat ini Lokomotif Djokotop dipelihara di Balai Yasa Manggarai, Jakarta Selatan, dan hanya difungsikan untuk kegiatan tertentu.

Sistem perkeretaapian pada tahun 1925 menjadi cikal bakal perkembangan KRL hingga saat ini. Sejak tahun 1925, elektrifikasi jalur kereta api mulai dibangun di Jabodetabek.

TAHUN 1976



Dok. PT KCI

Kereta lokomotif listrik digantikan KRL dari Jepang.

TAHUN 1976 - 2006



Dok. PT KCI

Para penumpang masih naik ke atas atap KRL ekonomi. Mereka berebut memanjat ke atap gerbong lewat jendela. Pedagang juga bebas berjualan di dalam gerbong kereta.

TAHUN 1976 - 2013






Dok. PT KCI

Kondisi peron di sejumlah stasiun yang masih dipenuhi pedagang. Para pedagang bebas berjualan, bahkan menggelar pasar tumpah di bantaran rel.

Stasiun II: PERUBAHAN WAJAH KERETA DAN STASIUN



Dok. PT KCI

23 Maret 2009: Pembenahan layanan KRL Jabodetabek diawali dengan pembelian 8 unit kereta AC pertama seri 8500 yang kemudian dibentuk menjadi satu rangkaian KRL. Saat itu, rangkaian KRL pertama ini dikenal dengan nama Jalita, akronim dari Jalan-jalan Lintas Jakarta.

19 Mei 2009: PT KAI membentuk anak perusahaan yang khusus mengoperasikan KRL AC. Anak perusahaan ini diberi nama PT KAI Commuter Jabodetabek atau KCJ. Tahun 2017, KCJ berganti nama menjadi PT KAI Commuter Indonesia (PT KCI).



KOMPAS.com/Garry Andrew Lotulung

2 Juli 2011: Pola single operation mulai diterapkan. Pada pola ini, semua KRL AC, termasuk KRL ekspress mulai dilebur menjadi satu layanan yang diberi nama KRL commuter line.

KRL commuter line wajib berhenti di setiap stasiun. Sebelum pola ini diterapkan, KRL ekspress hanya berhenti di beberapa stasiun.

5 Desember 2011: Pola operasi loop line mulai diterapkan. Pada pola ini terdapat penyederhanaan rute KRL dan mulai diterapkannya sistem transit.

Dengan diterapkannya pola operasi loop line ini, tidak ada lagi KRL dari Bogor yang langsung ke Tangerang, ataupun KRL dari Serpong yang langsung ke Bekasi.



KOMPAS.com/Garry Andrew Lotulung

Desember 2012: Mulai dilakukan penertiban terhadap keberadaan kios-kios pedagang liar di area stasiun, baik di peron maupun halaman stasiun. Penertiban yang dilakukan secara bertahap di seluruh stasiun di wilayah Jabodetabek ini tercatat berlangsung hingga pertengahan 2013.


KOMPAS.com/Garry Andrew Lotulung

25 Juli 2013: Layanan KRL ekonomi di semua relasi dihapuskan sehingga seluruh perjalanan KRL di wilayah Jabodetabek dilayani oleh KRL commuter line. Seiring “hilangnya” KRL ekonomi, penumpang pun tak ada lagi yang naik ke atap kereta.



Stasiun III: Perubahan layanan tiket







KOMPAS.com/Garry Andrew Lotulung

1 Juli 2013: PT KCJ menerapkan sistem tiket elektronik. Tiket elektronik ini menggantikan tiket kertas yang sebelumnya digunakan.

Ada dua jenis tiket elektronik, yakni kartu single-trip untuk satu kali perjalanan dan kartu multi-trip (KMT) yang dapat digunakan untuk beberapa perjalanan selama saldo mencukupi.



KOMPAS.com/Garry Andrew Lotulung

22 Agustus 2013: PT KCJ memberlakukan uang jaminan Rp 5.000 pada kartu single-trip. Hal ini dilakukan menyusul banyaknya kartu single-trip yang tidak dikembalikan sehingga membuat PT KCJ merugi.

Penerapan uang jaminan juga membuat istilah kartu single-trip diubah menjadi tiket harian berjaminan atau THB.



KOMPAS.com/Garry Andrew Lotulung

September 2015: PT KCJ mulai mengembangkan jenis tiket yang biasa digunakan pelanggan. Tidak hanya kartu, tiket juga berbentuk gelang, stiker, dan gantungan kunci.



KOMPAS.com/Garry Andrew Lotulung

Januari 2016: PT KCJ menyediakan vending machine untuk mengurangi transaksi di loket. Dengan adanya mesin ini, penumpang bisa membeli tiket secara mandiri. Mesin ini dapat melayani semua transaksi, mulai dari pengisian saldo KMT, pembelian, dan pengembalian THB.

Stasiun IV: Pengembangan Kereta



Dok. KOMPAS.com

Januari 2016: Integrasi KRL dengan layanan bus transjakarta diawali di Stasiun Tebet, Manggarai, dan Palmerah. Dengan begitu, penumpang bisa naik transjakarta untuk menuju stasiun tersebut.



Dok. KOMPAS.com

2020: Rencananya, pemerintah akan mengembangkan sistem transit oriented development (TOD). KRL akan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya yang berbasis kereta, yakni MRT, LRT, dan kereta bandara. Selain itu, KRL terintegrasi dengan transjakarta.


ANALISIS
1. Pengoperasian KRL Dengan Formasi 12 Kereta
Pengoperasian KRL dengan satu rangkaian terdiri dari 12 kereta mulai hadir pada 16 September 2016. PT KCI mengoperasikan KRL dengan rangkaian yang lebih panjang untuk memenuhi kebutuhan pengguna jasa Commuter Line yang jumlahnya semakin meningkat. Hingga pertengahan tahun 2017, KRL dengan formasi 12 kereta ini telah melayani masyarakat di lintas Bogor – Jakarta Kota dan Bekasi – Jakarta Kota.

2. Aplikasi KRL Access
PT KCI kembali berinovasi dengan mengeluarkan aplikasi KRL Access yang merupakan penyempurnaan dari aplikasi info KRL. Fitur baru yang ditawarkan KRL Access semakin memudahkan pengguna jasa kereta Commuter Line, selain dapat mengetahui posisi kereta dan jadwal keberangkatan. Aplikasi ini menyatukan seluruh akses informasi dari media sosial KCI ke dalam satu platform. Melalui KRL Access, pengguna juga bisa mendaftar untuk mendapatkan notifikasi langsung ke ponselnya saat ada informasi terkini seputar kondiri lintas KRL. KRL Access dapat diunduh di Play Store dan Appstore.
3. Vending Machine (C-VIM)
Mulai 27 Desember 2015 Commuter Vending Machine (C-VIM) hadir di stasiun agar pengguna dapat menentukan rencana perjalanannya sendiri. Vending machine ini dilengkapi fitur layanan isi ulang Kartu Multi Trip (KMT), layanan pembelian Tiket Harian Berjaminan (THB) dan pembelian THB PP, layanan isi ulang THB dan refund THB. Hadirnya vending machine ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan transaksi pengguna jasa kereta Commuter Line yang kian hari semakin meningkat.

4. Kereta Khusus Wanita (KKW)
Inovasi kereta khusus wanita hadir untuk memenuhi kebutuhan pengguna KRL, khususnya wanita yang ingin menggunakan Commuter Line tanpa berbagi ruang dengan laki-laki. KKW mulai berlaku sejak 1 oktober 2012 dengan kereta pertama dan terakhir dalam setiap rangkaian kereta khusus untuk penumpang wanita. Dengan hadirnya kereta khusus wanita ini diharapkan dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi para wanita yang menggunakan Commuter Line.
5. Announcer Stasiun
Dalam rangka memberikan layanan yang maksimal bagi pengguna jasa Commuter Line, PT KCI menghadirkan inovasi yang dapat memenuhi kebutuhan informasi penumpang dengan menugaskan announcer di setiap stasiun. Announcer bertugas memberi informasi khususnya terkait jadwal keberangkatan dan posisi kereta yang akan masuk stasiun. Inovasi announcer stasiun ini dimulai sejak Agustus 2010.

6. Tempat Duduk Prioritas
Demi menjaga kenyamanan penumpang, KRL menyediakan tempat duduk prioritas yang diperuntukkan bagi lansia, ibu membawa balita, wanita hamil, dan pengguna dengan disabilitas. Tempat duduk prioritas ini disediakan di ujung setiap kereta, dan mulai tahun 2016 tersedia pula di peron stasiun. Diharapkan dengan adanya tempat duduk prioritas ini, penumpang dengan kebutuhan khusus dapat lebih nyaman menggunakan Commuter Line.

7. E-Ticketing
Sejak 1 juli 2013 PT KCI mulai menerapkan e-ticketing menggantikan tiket kertas, dalam rangka meningkatkan pelayanan Commuter Line. Dengan sistem e-ticketing, pengguna Commuter Line dapat lebih tertib dan nyaman melakukan perjalanan. E-ticket ini dibagi menjadi dua macam yaitu Kartu Multi Trip (KMT) dan Tiket Harian Berjamin (THB). Tiket elektronik ini lebih efisien dan mudah untuk digunakan, mengurangi limbah kertas yang merusak lingkungan, serta sejalan dengan kebijakan pemerintah mewujudkan cash-less society.
8. Petugas Pelayanan KRL (PPK)
Pelayanan adalah hal yang paling utama. Karena itu PT KCI kembali memberikan inovasi di bidang pelayanan dengan menugaskan petugas pelayanan KRL yang siap membantu para penumpang KRL dengan memberikan informasi selama perjalanan. PPK yang melayani di rangkaian KRL sejak Februari 2014 juga bertugas membantu masinis apabila terjadi gangguan teknis dalam perjalanan, serta melayani buka tutup pintu saat penumpang turun dan naik di stasiun.
9. Sistem Informasi Penumpang (SIP)
Demi memenuhi kebutuhan informasi seputar KRL, inovasi sistem informasi penumpang pun disediakan PT KCI mulai 16 oktober 2014. Sistem informasi penumpang ini meliputi informasi posisi KRL secara real time, informasi jadwal KRL, dan peta rute KRL dalam layar digital di dalam rangkaian kereta.
10. Gelang Multi Trip (GMT) dan Gantungan Kunci Multi Trip (YMT)
Membuat perjalanan menjadi mudah dan nyaman adalah salah satu alasan PT KCI untuk terus berinovasi meningkatkan pelayanannya, tak terkecuali dengan membuat variasi bentuk E-ticket agar penumpang KRL lebih mudah saat tap in dan tap out. Pada 3 Februari 2015 KCI mengeluarkan Kartu Multi Trip berbentuk gelang dan gantungan kunci yang lebih mudah dibawa dan dipakai dalam perjalanan. Gelang dan gantungan kunci ini dirancang agar penumpang KRL tidak perlu khawatir kehilangan kartunya.

Referensi :
https://vik.kompas.com/transformasi-wajah-krl/